
GURU MADRASAH se-KKM MA SUBULUSSALAM 2 IKUTI BIMTEK IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA
Yayasan Subulussalam OKU Timur – Induk KKM MA Subulussalam 2 baru saja menyelesaikan tahapan Sosilalisasi dan Bimtek Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) pada jenjang Madrasah Aliyah (MA). Giat yang digawangi oleh Ketua induk KKM MA Subulussalam 2, Waka Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Aliyah Subulussalam 2 ini berlangsung 1 hari, 11 Maret 2023.
Sosialisasi dan Bimtek ini menghadirkan praktisi pendidikan madrasah yang berpengalaman. Materi yang dibahas meliputi pengantar IKM, kebijakan IKM pada madrasah, penyusunan Kurikulum Operasional Madrasah, pembelajaran, asesmen, praktik baik P5 PPRA, dan pendaftaran IKM melalui PDUM.
Pemanfaatan teknologi, kata Sri Astini, M.Pd, sangat penting untuk menjangkau seluruh lapisan stakeholders madrasah yang sangat luas dan beragam. Maklum, saat ini madrasah sudah menjadi pilihan utama masyarakat sehingga kurikulum sebagai penunjang proses dari hasil pembelajaran perlu terus melakukan upaya perbaikan mutu pendidikan madrasah, termasuk dalam aspek pengembangan sumber daya manusia.
“Kurikulum Merdeka memberi ruang yang luas bagi guru dan siswa untuk berkreasi dan mengembangkan seluruh potensinya. Siswa mengalami proses belajar dengan bahagia. Saya harap guru mendidik anak dengan cinta dan kasih sayang,” paparnya.
“Secara keseluruhan, kegiatan sosialisasi dan bimtek Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) pada Madrasah merupakan upaya dari induk KKM MA Subulussalam 2 untuk membumikan kebijakan Kurikulum Merdeka dan madrasah bisa optimal menyiapkan pelaksanaan kurikulum merdeka,” sambungnya.
Terpisah, pada hari yang sama sebanyak 12 madrasah yang tergabung di KKM MA Subulussalam 2 juga mengikuti kegiatan Pembekalan Teknik Penyusunan Soal Ujian Madrasah yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Subulussalam 2, Sriwangi Ulu, OKU Timur. Dalam kegiatan ini masing-masing madrsah mengutus dewan guru dari setiap mata pelajaran yang akan diujikan sebagai perwakilan deligasi.
M. Muslim, S.Pd.I selaku ketua panitia berharap agar para peserta memanfaatkan momentum ini untuk mengasah kemampuan dalam menyusun soal. “Ini momentum bagus untuk Bapak Ibu. Setelah nanti mendapat arahan dari narasumber, Bapak Ibu dapat langsung praktek dan dinilai sejauh mana kemampuan dalam membuat soal. “Karena soal yang baik dapat digunakan untuk mengukur kualitas hasil belajar,” terangnya.
Bertindak selaku narasumber adalah Haniful Muttaqin, M.Pd. Dosen STIS Subulussalam dan juga merupakan praktisi pendidikan yang sudah sangat berpengalaman dalam penyusunan soal HOTS, menyampaikan cara menyusun kisi-kisi soal HOTS (Higher Order Thinking Skill) atau kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah kemampuan berpikir strategis untuk menggunakan informasi dalam menyelesaikan masalah, menganalisa argumen, negosiasi isu, atau membuat prediksi.
Namun demikian, HOTS bukan sekedar model soal saja, akan tetapi mencakup model pembelajaran pula. Pada konsepsi HOTS, model pembelajaran harus mencangkup kemampuan berpikir, contoh, pengaplikasian pemikiran dan diadaptasikan dengan kebutuhan sisiwa yang berbeda-beda. Terdapat pula model penilaian dari HOTS yang mengharuskan siswa tidak familiar dengan tugas atau pertanyaan yang diberikan. Hal tersebut dimaksudkan agar siswa menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi untuk menyelesaikannya, sambungnya.
Ia menuturkan, ujung dari proses pembelajaran peserta didik yakni pada evaluasi atau ujian. Evaluasi yang bagus adalah melalui soal-soal yang bisa merespon, menstimulus anak-anak supaya tumbuh kritis dan bisa menganalisis suatu permasalahan, pungkasnya.
Kegiatan tersebut bertujuan memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan teknis bagi guru madrasah dalam menyusun kisi-kisi dan soal HOTS (Higher Order Thinking Skill), sehingga guru dapat membuat alat evaluasi yang tepat untuk melakukan penilaian pembelajaran di madrasah.
by MR